KARAKTERISTIK ANATOMI DAN SIFAT KIMIA TUJUH JENIS BAMBU
Muhammad Iqbal Maulana 1, Rio Ardiansyah Murda 1, Marwanto 1, Denni Prasetia 2, Byantara Darsan Purusatama 3
Deded Sarip Nawaw 1, Siti Nikmatin 4,5, Kim Nam Hun 3, Fauzi Febrianto 1
1 Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
2 Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
3 Department of Forest Biomaterials Engineering, College of Forest and Environmental Science, Kangwon National University, Chuncheon, Republic of Korea
4 Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
5 Surfactant and Bioenergy Research Center, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
e-mail : febrianto76@yahoo.com
ABSTRAK
Bambu merupakan biomassa yang berpotensi sebagai alternatif subtitusi kayu di Indonesia. Berbagai aplikasi telah diterapkan dalam
pemanfaatan bambu. Namun, informasi mengenai karakteristik anatomi dan sifat kimia bambu secara komprehensif masih sangat
terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi struktur anatomi dan sifat dasar tujuh jenis bambu tropis yang tumbuh di
Indonesia. Jenis bambu yang digunakan diantaranya adalah bambu betung (
Dendrocalamus asper), bambu sembilang
(
Dendrocalamus giganteus), bambu andong (
Gigantochloa pseudoarundinacea), bambu tali (
Gigantochloa apus), bambu hitam
(
Gigantochloa artoviolacea), bambu ampel (
Bambusa vulgaris var. vulgaris), dan bmabu kuning (
Bambusa vulgaris var. striata).
Karakteristik anatomi yang diamati meliputi tipe ikatan pembuluh, dimensi sel penyusun pada tiga penampang mikroskopis, dan
kristalinitas. Pengujian sifat kimia meliputi penentuan kadar komponen holoselulosa, alpha selulosa, lignin, kelarutan, pH dan
kapasitas penyangga. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tipe ikatan pembuluh III ditemukan pada bambu sembilang, bambu
tali, dan bambu andong. Sementara itu, bambu betung, bambu hitam dan bambu kuning memiliki tipe ikatan pembuluh IV. Serat
pada bagian luar lebih panjang dibandingkan dengan serat pada bagian dalam bambu. Kristalnitas bambu pada bagian luar lebih
tinggi daripada bagian dalam. Kadar komponen kimia tujuh jenis bambu sangat bervariasi. Nilai pH ketujuh jenis bambu menunjukkan
bilah seluruh jenis bambu cenderung asam.
Kata kunci: anatomi, bambu tropis, kritalinitas, sifat kimia